apakah karya sastra SALAH ASUHAN dari abdul muis lebih realistis?
B. Indonesia
Syarifh10
Pertanyaan
apakah karya sastra SALAH ASUHAN dari abdul muis lebih realistis?
1 Jawaban
-
1. Jawaban DavinEdberts
Unsur Instrinsik Novel Salah Asuhan
Tema Novel Salah Asuhan
Pengarang sengaja mengusung tema adat istiadat, dimana tidak diperbolehkan adanya perkawinan campuran antara kaum timur (hanafi) dan kaum barat (Corrie)
Tokoh dan Watak Dalam Novel Salah Asuhan
Hanafi : Keras kepala, Pencemburu, kukuh, sangat mencintai corrie.
“Corrie , dari kecil kita sudah bergaul, cinta yang timbul dari pergaulan serupa itu memang menerima secara adanya saja dan tidak lagi berkehendak secara mestinya. Bukanlah aku tertawan pada elok parasmu, melainkan asyiklah aku mencintai engkau,karena—engkau!!” (dikutip hal 132 par 2).
Sebenarnya hanafi amat keras kepala; jika kehendaknya dibantah atau katanya `disolang`, kadang-kadang perangainya serupa kanak-kanak yang suka berguling-guling di tanah, sebab pintanya tidak berlaku.
Jika dada Hanafi sudah terlalu sesak melihatkan perangai istrinya yang serupa itu, maka marahlah dia dengan tidak ketentuan apa yang dikatakannya. Corrie lalu mengangkat kepalanya. Menentang sejurus pada suaminya. (dikutip hal 147 par 7).
Melihat putung rokok, padahal kepunyaan Tante Lien, marahlah Hanafi.
“Belum waktunya mevrou!, belum waktunya engkau mendapat sebutir pil daripada perkakas yang terletak di atas meja itu. Aku hendak menangkap tangan baharulah senang hatiku, ahh.. malang sungguh aku dating kesiangan!” (dikutip hal 162 par 7).
Corrie: rendah hati, mau menerima cinta Hanafi,baik
Contohnya :
“Perkawinan yang terikat oleh cinta itu saja, mudah putusnya, Han! Karena cinta itu tidak boleh habis. Ketahuilah olehmu bahwa bermula engkau bercita-cita hendak meminta aku jadi istrimu, maka yang terlebih kurasai atas dirimu ialah kasihan. Kasihan yang tak terhingga. (dikutip hal 139 par 5)
Rapiah : teguh iman, teguh hati, pasrah.
Contoh kutipannya :
“ sudah kedelapan kali kamis ini aku berpuasa sunat,ibu ,dan selama itu pula ayah syafei meninggalkan kita. (dikutip hal 112).
“ibu” kata Rapiah setelah membaca surat dari Hanafi.” Jika sungguh-sungguh ibu hendak mengambil aku pengganti Hanafi, bawalah aku kemana kehendak ibu. Hanya bilaibu rindu hendak ke betawi, antarkanlah kami ke Bonjol”.( dikutip hal 126 par 1).
Ibu Hanafi : Penyabar, rela anaknya memutuskan hubungan,
“ Engkau sendiri telah melihat bagaimana perangai Hanafi kepada ibu. Serambut pun tak ada ikhtiarnya buat mengikat hatiku supaya lekat kepadanya. Rapiah! Dengan perbuatan seperti ini, Hanafi seolah-olah sudah memutuskan tali silaturahim antara ia dengan ibunya. Apalagi kalau ia sudah menjadi kaum belanda, sudah keluarlah dia dari kaum kita, lahir dan batin. Engkau kehilangan suami, ibu kehilangan anak, sudikah engkau menggantikan Hanafi….
“Apakah perlunya orang tua buruk kampung totok ini dating ke Betawi. Hendak merendah-rendahkan martabat dan derajatnya saja.” (dikutip hal 124-125)