gagasan pokok teks perlawanan ulama pejuang: pangeran Diponegoro
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban velmakaseger
Jepang menjajah Indonesia dalam kurun waktu yang singkat dibandingkan dengan Belanda. Jepang hanya menjajah selama kurang lebih 3,5 tahun, terhitung dari tahun 1942-1945. Belanda menyerahkan kekuasaan kepada Jepang setelah melalui proses yang cukup panjang. Pasukan Jepang memiliki sebuah cita-cita untuk membentuk imperium di Asia. Oleh karena itu, Jepang banyak melakukan intervensi ke berbagai wilayah. Pada tanggal 8 Desember 1941 Jepang mulai melakukan penyerbuan ke Asia Tenggara dan membom Pearl Harbour yang merupakan pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika di Pasifik. Penyerangan yang dilakukan Jepang, menyulut kemarahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer. Perang antara Belanda dan Jepang pun dimulai.
Jepang mulai menyerang Indonesia dan berusaha untuk menguasai wilayah yang ada, seperti di Kalimantan dan Jawa. Perang antara Belanda dan Jepang berakhir dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pihak Angkatan Perang Hindia Belanda melakukan kapitulasi[1] kepada Jepang. Sehingga berakhirlah pemerintahan Belanda dan digantikkan oleh kekuasaan Jepang. [2]
Ketika Jepang berhasil menduduki Indonesia, Jepang mempunyai kebijakan yang berbeda dari Belanda. Khususnya kebijakan Jepang untuk mengakomodasi dua kekuatan besar yang ada di Indonesia pada waktu itu, yaitu kaum Islam dan nasionalis sekuler. Jepang memahami bahwa Indonesia mayoritas beragama Islam, jadi ketika Jepang berhasil mengakomodasi kekuatan tersebut, maka akan mudah untuk melakukan kerja sama dengan para ulama yang memang memiliki pengaruh yang besar dikalangan masyarakat.
Jepang banyak membentuk organisasi-organisasi dan membiarkan MIAI terus hidup. Umat Islam diperlakukan dengan layak dan diberi kebebasan menjalankan ibadah. Organisasi-organisasi yang ada kemudian berubah haluan dan melawan Jepang, khususnya umat Islam. Umat Islam senantiasa ikut serta dalam usaha-usaha kemerdekaan Indonesia.