B. Indonesia

Pertanyaan

1. buatlah sebuah cerita mengenai peristiwa kecelakaan!
2 .buatlah sebuah cerita mengenai bencana dari surat kabar!

tolong aku ya kak,besok di kumpul

1 Jawaban

  • 1. 'Bahaya menelepone saat berkendara'
    Saat itu, tepatnya pada hari minggu, aku dan ayahku tengah berkendara menuju rumah nenek yang ada di palembang. Aku duduk di kursi sebelah ayah yang sedang mengemudi sembari menelepone seseorang. Aku sedikit khawatir jika konsentrasi ayah terbagi dan tidak fokus berkendara.
    "Ayah, tolong matikan telepone saat tengah mengemudi" kataku sembari menggoncangkan tangan ayah pelan.
    Ayah hanya menoleh sekilas sambil tersenyum, lalu kembali berbicara pada seseorang di telepone.

    Aku memilih untuk bersandar pada jok mobil dan memejamkan mataku untuk tertidur. Tapi tiba tiba suara klakson mobil yang kencang membuat mataku langsung terbuka. Disebelahku kulihat ayah tengah panik dengan tangan kiri yang masih memegang handpone dan tangan kanannya yang sibuk memutar kemudi. Seketika mobil oleng dan menabrak pohon besar karna berusaha menghindar dari mobil yang berlawanan arah dari kami.

    Ternyata ayah tak melihat lampu merah karna fokus pada handpone nya, sehingga membuatnya menerobos dan hampir tertabrak oleh pengendara lain yang datang dari arah berbeda. Dari sini aku belajar bahwa tak baik menerima telepone saat kita mengemudi, sepenting apapun orang yang menelepone itu.

    2. Minggu pagi aku sudah siap untuk melakukan lari pagi. Rumahku terletak di desa, jadi udara pagi dan embun yang tersisa dari hujan semalam membuat udara menjadi sangat sejuk. Saat aku melangkah keluar rumah ibu tiba tiba memanggilku membuatku berbalik.
    "Sayang, apa pengantar koran udah lewat?" tanya ibu sembari menaruh secangkir kopi untuk ayah.
    "Belum bu" jawabku seadanya.
    "Tumben sekali, biasanya sudah lewat saat jam 6 pagi" kata ibu dengan raut wajah heran.
    Memang sejak kemarin pak Tono, pengantar koran/surat kabar di desa ini tidak menampakkan batang hidungnya. Tidak ada juga yang tahu kabar beliau kerena tidak terlalu dekat. Hanya bertemu setiap pagi saja.
    Aku kembali berpamitan pada ibu lalu melanjutkan lari pagiku yang sempat tertunda.

    Setelah lelah aku pulang ke rumah dan mengambil secangkir air putih. Kulihat ibu sedang berdiskusi serius dengan ayah di ruang tamu membuatku sedikit penasaran. Aku berjalan ke arah mereka untuk bertanya.

    "Apa yang sedang dibicarakan bu? Kelihatannya penting sekali?" tanyaku.

    "Pak tono, ternyata ia jadi korban longsor yang ada di desa sebelah terus kakinya yang kena. Jadi tidak bisa mengayuh sepeda untuk mengantar koran atau surat kabar seperti sehari harinya" jelas ibu.

    "Memangnya ibu tahu dari mana?" tanyaku lagi sedikit terkejut.

    "Dari koran ini, tadi ada pengantar baru yang menggantikan pak Tono"

    Aku mengambil surat kabar yang ada di atas meja, lalu membaca salah satu artikel. Ternyata benar, pak Tono yang sangat ramah itu terkena bencana longsor yang memang sering terjadi di desa sebelah. Aku menjadi sedikit sedih, karna tak menyangka pak Tono yang ceria itu mendapat musibah seperti ini.

    "Kalau begitu ayo kita menjenguk pak Tono bu!" usulku.
    "Memang, siang ini kami mau ke rumah pak Tono bersama warga lainnya" sahut ayah yang sedaritadi diam saja.
    Aku merengek ingin ikut, tapi tidak diperbolehkan karena takut akan terjadi yang tidak tidak padaku. Huh! Terpaksa aku hanya diam di rumah sembari berdoa, semoga diberikan kesembuhan untuk pak Tono yang sedang kesakitan di sana.

    Maaf kalau gak sebagus di luar sana :D semoga terbantu deh

Pertanyaan Lainnya